Sunday, September 5, 2010

warkah seorang adam kepada kaum hawa


Hawa 
Semoga kehadiran warkah ini tidak akan mengocak kedamaian dan ketenangan hatimu
Sekali lagi kesedihan menyelubungi hati
Ke mana hilangnya sopan santun rasa hormatmu kepadaku?

Kalau dulu
Untuk mengucapkan sebaris kata di hadapanku sekalipun
Kau hanya menundukkan pandangan
Menyusun kata sebaik-baiknya seatur mungkin

Namun hari ini
Suatu kebiasaan jika kuperhatikan malumu kian lenyap!!
Antara kita seolah-olah tiada lagi hijab yang menghalang 
Kau bisa menyapaku tanpa segan silu
Malu itu selayaknya kau punyai tapi apa yang terjadi kini?

Apa yang membimbangkanku 
Keadaan ini bisa menjadikan kita makin hampir mengenepikan tuntutan Illahi
Pergaulan yang kukira antara pemuda  pemudi 
Menenggelamkanku dalam kekalutan perasaan
Terlalu bimbang kiranya suatu hari nanti menjadi kebiasaan

Jika dilihat kaummu  kaumku 
Bisa seiringan tanpa ada batasnya lagi
Mengapa tidak kau semaikan rasa malu dalam diri?
Mengapa Hawa yang kukenal tidak lagi selembut dulu?
Tutur kata yang petah
Alunan suara yang lantang 
Mengheret aku ke dalam kesedihan yang berpanjangan

Jika keadaan ini berterusan
Suatu hari nanti Hawa akan menguasai dunia  Adam hanyalah penyeri sahaja
Dulu kusanjung tinggi peradabanmu 
Tapi kini, kepercyaanku kian luntur
Tatkala kulihat batas-batasmu kian memudar

Sedarlah Hawa
Dirimu menyimpan setinggi-tinggi maruah
Kaum Adam & Hawa mempunyai benteng yang teguh 
Janganlah dirobohkannya

Fahamilah 
Aku tak ingin kau terlalu menonjol diri
Dengan pakaian yang menjolok mata
Bagiku Hawa adalah sebutir mutiara 
Yang terlalu mahal harganya

Terus terang kukatakan wahai Hawa
Bukan kemarahanmu kupinta
Bukan sapaanmu mengembirakanku
Tapi kumahu kau pelihara kesopananmu  maruahmu
Jangan kau dagangkannya 
Jika bersua muka, tundukkan pandanganmu 
Perlahankan suaramu  usahlah kau tampilkan dirimu
Meskipun naluri kita sering memerlukan 
Peliharalah tingkah lakumu tak kira di mana

Walaupun aku tak mampu terus-menerus memimpinmu 
Seandainya kau tersilap langkah
Aku mahu kau sedar!
Sedar dirimu bisa terhumban ke persada kehancuran
Jika dikau biarkan dirimu hanyut dengan pergaulan bebas dikala ini

Ketahuilah duhai Hawa 
Kembalilah ke pangkal syariat 
Yang dahulunya disanjung tinggi oleh dirimu
Yang digelar hawa,
Lemah dalam kekuatan.. 

No comments: